nusakini.com - Jakarta - Jika Jokowi terpilih lagi jadi presiden, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengincar 10 kursi menteri untuk para kadernya. Menanggapinya, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, menjelaskan bahwa saat ini komposisi 34 kursi menteri di kabinet Jokowi diisi sebagian kader partai pendukung dan sebagian dari unsur profesional. JK menyebut jika ada partai yang mengincar 10 kursi menteri sekaligus, maka dikhawatirkan partai lain mendapat sedikit jatah kursi menteri. 

• Wawancara Eksklusif CJS, Indah Putri Indriani Bicara Soal Pilgub Sulsel
• Jokowi dan Ma’ruf Amin Tak Diundang di Rakernas PDIP yang Bakal Digelar, Ini Alasannya
• Wawancara Eksklusif CJS: Dr. H. Abdul Rahman Bando SP SMi: Warga Makassar Pemilih Cerdas, Tidak Terpengaruh Money Politik
• Sidang Perdana MPK vs Presiden RI Digelar. Rp1,4T Jadi Nilai Gugatan
• Jelang Pilgub Sulsel, Hasrullah: Kita Butuh Pemimpin yang Punya Gagasan, Visi yang Original

"Dalam kabinet, seperti sekarang, itu antara profesional dan politisi dibagi 2. Jadi sekarang ini, yang politisi kira-kira 16, 17 (kursi menteri) setengahlah. Kalau ada partai mau ngambil 10 (kursi) ya yang lain dapat apa kan? Padahal sama-sama berjuang," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).

JK kemudian mengatakan strategi Cak Imin untuk mengincar kursi menteri tersebut begitu berlebihan. JK menegaskan pembagian kursi menteri di pemerintah merupakan hak prerogatif presiden yang terpilih nanti.

"Tapi kalau 10 berlebihanlah. Otomatis itu (hak prerogatif) Presiden kan mempertimbangkan sejauh mana upaya partai itu memenangkan presiden terpilih, selalu begitu," jelas JK. (s/ma)